Chat dengan kami disini
Memasuki pertengahan tahun 2018, kredit perbankan di Indonesia masih menunjukkan perkembangan yang stagnan. Kondisi ini ditambah lagi dengan trend naiknya NPL Bank Umum di tingkat nasional yang saat mencapai 2,79% sementara NPL BPR mencapai 6,91% (data Mei 2018).
Kondisi inilah yang melatar belakangi BPR Lestari menggelar Focus Group Discussion (FGD) (27/7) di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta. Dalam acara ini hadir para Direksi dari 58 BPR di wilayah Jabodetabek. Pada FGD kali ini Bapak Pribadi Budiono selaku Direktur Utama BPR Lestari membuka jalannya diskusi yang bertujuan untuk mempertemukan dan mendiskusikan berbagai persoalan yang dihadapi BPR.
Dalam pembukaannya, Bapak Pribadi menyampaikan gambaran umum tentang kondisi BPR di Indonesia yang rata-rata dalam kondisi pertumbuhan yang stagnan “Resiko kredit masih tinggi, ditandai dengan angka NPL yang trendnya naik. Angka pertumbuhan kredit pun sedang tertahan. BPR yang mengandalkan kredit sebagai satu-satunya sumber pendapatan sangat merasakan dampak ekonomi yang lesu” tuturnya.
Pribadi menambahkan, kondisi bisnis properti yang cenderung stagnan banyak mempengaruhi sektor lainnya terutama di bisnis perbankan. Dalam kondisi ini, ada hal yang harus diberikan perhatian khusus seperti kualitas kredit. “Di saat seperti sekarang ini kualitas kredit jadi kuncinya. Bicara soal kualitas kredit kita fokus pada AYDA, NPL, WL, dan HT. Keempatnya perlu dijaga”, tambahnya.
Para peserta FGD sangat antusias dalam membahas permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi di lapangan khususnya tentang penanganan kredit bermasalah. “Acara seperti ini sangat menarik, karena terkadang permasalahan yang kita alami sekarang sudah pernah dialami rekan-rekan yang lain, jadi bisa saling sharingdan tambah wawasan” kata Bapak Ricardo Simatupang, Ketua DPD Perbarindo DKI Jakarta dan sekitarnya.
Dari FGD yang berlangsung selama 3 jam ini, disimpulkan beberapa hal. Pertama, ada 4 (empat) hal utama yang harus dikontrol agar suatu bank siap menghadapi risiko finansial yakni kualitas kredit, portfolio, biaya dan juga Sumber Daya Manusia (SDM). Kedua, kunci utama dalam menangani masalah kredit adalah kecepatan. Semakin sering kita menunda menyelesaikan masalah kredit, maka akan sulit diselesaikan dan bisa berdampak pada aspek-aspek lainnya.
Di lokasi yang sama, sesi pertama pukul 08.30 WIB, BPR Lestari juga telah mengadakan business talk dengan para pengusaha properti yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) dan Asosiasi Jabodetabek terkait bisnis properti di Indonesia. Momen ini menjadi ajang untuk bisa mengulik kembali seperti apa kondisi bisnis dan bagaimana menyikapi dengan bijak agar bsinis tidak tergerus oleh kondisi ekonomi di Indonesia yang berisiko cukup tinggi. “Para pengusaha properti harus punya nafas yang panjang. Cash is the king, yang punya cashjadi rajanya karena bisa bertahan. BPR Lestari bisa menjadi solusi kebutuhan dana tersebut” tutup Pribadi.
BTS digadang-gadang akan mengadakan konser besar-besaran di tahun 2025 setelah para membernya menyelesaikan wajib militer. Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara yang akan disambangi oleh... Selengkapnya
Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Namun, di masa sekarang ini biaya pendidikan terus mengalami peningkatan sehingga menabung dana pendidikan anak harus... Selengkapnya
Menjadi nasabah prioritas merupakan impian bagi banyak orang. Bagaimana tidak, dengan menjadi nasabah prioritas Anda akan dilayani secara khusus, tanpa perlu antre di teller atau customer service... Selengkapnya