07 May 2024

Sewa Rumah atau KPR? Simak Kelebihan dan Kekurangannya

Sewa Rumah atau KPR? Simak Kelebihan dan Kekurangannya

Belakangan ini, pilihan menyewa rumah atau KPR menjadi perdebatan bagi banyak orang di media sosial, khususnya para pekerja dan perantau yang belum memiliki rumah sendiri. 

 

Tapi sebenarnya, mana sih yang lebih untung? Sewa rumah atau KPR? Yuk simak penjelasan lengkap tentang lebih baik sewa rumah atau beli rumah.

 

Sewa Rumah vs KPR, Mana yang Lebih Cocok? 

Menyewa ataupun membeli KPR sama-sama bisa menguntungkan tergantung dengan kondisi keuangan dan kebutuhan individu masing-masing. Berikut kelebihan dan kekurangan masing-masing dari sewa rumah dan KPR. 

 

1. Sewa Rumah 

Banyak orang memilih untuk menyewa rumah karena biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Penyewa rumah tidak perlu membayar Pajak Bumi Bangunan (PBB), renovasi, hingga biaya sewa yang jauh lebih murah dibanding membeli rumah ataupun mencicil dengan sistem KPR. 

Tapi menyewa rumah juga memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri, lho! Salah satunya adalah keamanan dan kepastian tempat tinggal, khususnya untuk Anda yang sudah berkeluarga. 

 

Hal ini dikarenakan, tempat tinggal yang berpindah-pindah bisa mempengaruhi kondisi psikologis keluarga yang harus selalu beradaptasi dengan lingkungan baru. 

Kelebihan: 
- Biaya yang dikeluarkan rendah, hanya perlu membayar sewa dalam periode tertentu. 
- Bebas pajak dan biaya pemeliharaan, karena menjadi tanggungjawab pemilik properti
- Fleksibilitas, karena tidak ada keterikatan kepemilikan 

Kekurangan: 
- Kenaikan harga sewa tiba-tiba
- Keterbatasan dalam melakukan perubahan pada rumah karena properti milik orang lain. 
- Ketidakpastian masa depan, di mana pemilik properti dapat memaksa Anda untuk pindah. 

 

2. KPR 

Pembelian rumah dengan sistem KPR memang sangat digandrungi oleh masyarakat masa kini, khususnya di kalangan pekerja. Hal ini dikarenakan, mereka bisa memiliki rumah sendiri dengan cara mencicil rumah sebagian dari penghasilan bulanannya. 

Namun, belakangan sistem KPR banyak dikritik karena pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sangat jauh lebih besar dibanding sewa. Belum lagi biaya-biaya lainnya seperti PBB, PPN, dan masih banyak lagi. 

Tapi meski demikian, KPR itu juga memiliki banyak keuntungan, lho. 

Kelebihan: 
- Kepastian tempat tinggal di masa mendatang
- Bisa diwariskan kepada keluarga
- Cicilan terjangkau, maksimal 30% dari penghasilan (tergantung gaji dan harga rumah)
- Pilihan pembayaran jangka panjang 

Kekurangan: 
- Beban bunga, sebagian besar KPR menerapkan bunga floating yang membuat cicilan naik jika suku bunga naik
- Terdapat biaya tambahan di luar harga rumah seperti PBB, PPN, biaya notaris, dan sebagainya. 

 

Tips Agar Cicilan KPR Tidak Terlalu Memberatkan

Memilih menyewa rumah atau KPR seharusnya kembali lagi pada kondisi finansial dan kebutuhan masing-masing. Menyewa rumah mungkin bisa jadi solusi hemat agar bisa  menabung dan berinvestasi lebih banyak. Tapi, jika tidak dibarengi dengan kedisiplinan dalam mengelola uang, tentu tabungan dan investasi juga akan stuck di tempat. 

Belum lagi dibayang-bayangi oleh ancaman inflasi yang membuat nilai aset atau kekayaan semakin menurun.

 

Begitupun dengan KPR. Meski saat diperhitungkan secara menyeluruh, jumlah uang yang Anda bayarkan menjadi lebih besar, tapi hal ini sebenarnya setara dengan inflasi harga properti yang bisa naik 10 kali lipat dalam beberapa tahun. 

Seringkali menjadi persoalan bagi banyak orang dalam KPT adalah total uang yang dibayarkan hingga KPR lunas bisa mencapai 5x lipat dari harga asli rumah. Hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti besaran DP, jangka waktu cicilan, hingga penghasilan debitur. 

 

Tapi, semua itu bisa diatasi dengan beberapa tips agar nominal pembayaran KPR tidak terlalu besar. 

 

1. Tingkatkan Pembayaran DP

Supaya, jumlah uang yang dikeluarkan untuk cicilan tidak terlalu besar, maka sebaiknya tingkatkan pembayaran DP rumah. Minimal DP yang dibayarkan agar cicilan KPR tidak terlalu memberatkan adalah 30% dari harga rumah. 

Semakin besar DP yang Anda bayarkan, maka semakin kecil pokok pinjaman sehingga cicilan tidak memberatkan. 

 

2. Hindari Jangka Waktu Cicilan Yang Terlalu Panjang 

Semakin panjang jangka waktu cicilan, maka bunga yang Anda bayarkan juga akan semakin besar. Apalagi suku bunga seringkali berubah-ubah. Supaya terhindar dari suku bunga yang fluktuatif, usahakan jangka waktu cicilan tidak terlalu panjang yaitu antara 8-10 tahun saja. 

Dengan demikian, harga rumah dan jumlah uang yang Anda bayarkan tidak terlalu jauh berbeda. 

 

3. Perhatikan Kondisi Keuangan 

Kondisi keuangan menjadi faktor utama yang menentukan berat atau tidaknya cicilan KPR. Sebelum mengajukan KPR pastikan setidaknya 30% penghasilan Anda sudah bisa mengcover pembayaran KPR. Kenapa harus 30%? Karena porsi cicilan yang sehat adalah 30% dari penghasilan bulanan. Jika penghasilan Anda belum mencukupi, sebaiknya tingkatkan penghasilan terlebih dahulu sembari mengumpulkan DP. 

 

Supaya cicilan KPR jadi tidak terlalu berat, pilih juga produk KPR dengan suku bunga kompetitif seperti KPR Lestari. Dengan bunga mulai 8,75% saja, Anda bisa miliki hunian Anda sendiri. Yuk ajukan KPR Lestari.


BERITA LAINNYA

Sewa Rumah atau KPR? Simak Kelebihan dan Kekurangannya

9 Mobil Irit BBM Tahun 2024, Cocok untuk Penggunaan Harian

Mobil irit BBM menjadi pilihan bagi banyak orang, terutama untuk mereka yang punya kebutuhan mobilitas harian. Selain membantu menghemat biaya, mobil hemat bahan bakar juga lebih ramah lingkungan.... Selengkapnya

Sewa Rumah atau KPR? Simak Kelebihan dan Kekurangannya

Cara Mencegah Belanja Impulsif Biar Keuangan Tetap Aman Sampai Akhir Bulan

Belanja impulsif sering menjadi penyebab utama kondisi keuangan yang tidak stabil. Kebiasaan membeli barang tanpa perencanaan dan tanpa mempertimbangkan kebutuhan bisa menganggu keuangan Anda.... Selengkapnya

Sewa Rumah atau KPR? Simak Kelebihan dan Kekurangannya

Pemberitahuan Penutupan Seluruh ATM Bank Lestari Bali (BPR)

Pemberitahuan   Kepada seluruh nasabah Bank Lestari Bali (BPR), dapat kami informasikan bahwa efektif per 1 November 2024, seluruh ATM Bank Lestari Bali (BPR) berhenti beroperasi.... Selengkapnya